Syalom bro n’ siz.
Do you know kenapa Manusia dibuat dari Debu tanah?
Semua yang Tuhan ciptakan dari hari
pertama sampai hari ke-lima berasal dari Firman Tuhan. Dan pada hari yang
ke-enam, Tuhan menciptakan ternak, binatang liar, binatang melata, dan Manusia.
Tiga makhluk yang
pertama berasal dari tanah (bumi) kecuali manusia yang dibentuk (oleh Tuhan
sesuai dengan rupa-Nya) dari DEBU tanah.
Dalam
Kej 2 : 19, “Lalu Tuhan
Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di
udara....”. Ini berarti bahwa binatang hutan dan burung-burung di udara
dibentuk dari tanah BUKAN dari DEBU TANAH.
Nah, sekarang tong lihat ayat – ayat
ini!
Kej
2 : 7 “... Tuhan Allah membentuk
manusia itu dari debu tanah..”.
&
Kej
2 : 19 “Lalu Tuhan Allah
membentuk
dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara...”
Kedua ayat ini menggunakan kata yang
sama (membentuk) untuk menjelaskan bagaimana cara Tuhan menciptakan “mereka”.
Ini artinya bukan hanya manusia yang diciptakan dengan tangan Tuhan tapi
binatang hutan dan burung – burung di udara juga.
Jadi, Tuhan membentuk kita.
Perbedaannya adalah Dia membentuk binatang hutan dan burung- burung di udara
dari tanah (semua makhluk hidup perlu tanah, bayangkan saja hidup kita tanpa tanah.. -_-, fiuh...man!)
dan Dia menciptakan manusia dari DEBU tanah. (Bayangkan, kalo misalnya di dunia ini tanpa debu, tra perlu sapu
rumah tiap hari, tra perlu pake masker, ‘ bukankah malah menyenangkan?)
Jadi, sekarang balik ke
pertanyaan semula,
“Kenapa
Tuhan menciptakan kita dari debu tanah? Sa tahu kalo tong butuh tanah. Tapi,
debu tanah,... tong
butuh itu ka?
Apa
hebatnya debu tanah itu? Se-istimewa apa dia?
Karena debu tanah, kita harus bersih-bersih rumah tiap hari. Karena debu,
kita harus cuci tangan dan mandi paling tidak 2 kali sehari. Kelihatannya, pekerjaan kita tiap hari hanya untuk menghilangkan/ memusnahkan debu – debu itu.
Kadang-kadang kita malah ingin melenyapkannya sama sekali.
Jadi, kenapa Tuhan memilih DEBU TANAH untuk membentuk kita?
“DEBU, Ibrani ‘avaq, ‘afar, debu tanah, dipakai secara
harafiah atau dalam kiasan untuk mengungkapkan : jumlah yg banyak (Kej 13 :16; Yes 29 : 5),
keadaan hina (Ul 9
:21; 2 Raj 13
: 7), Keadaan kemiskinan (1 Sam 2 : 8), penghinaan (Kej 18 :27; *ABU);
debu ditaruh di atas kepala sebagai tanda perkabungan (Ayb 2 : 12; Why 18 : 19); dan hati yang remuk (Yos 7 : 6).
Rendahnya
kedudukan manusia ditekankan dengan peringatan, bahwa dia berasal dari debu
tanah (Kej 2 : 7; Ayb 4 : 19; Mzm 103 :14) dan
pada akhirnya akan kembali debu tanah (Kej 3 :19; Ayb 17
: 16). Paulus membedakan tubuh alamiah yang fana sebagai gambaran
‘manusia debu’ yg diwarisi dari Adam, dari tubuh abadi atau ‘tubuh rohani’ yg
akan dikenakan pada kebangkitan sebagai gambaran ‘manusia sorgawi’ (1 Kor 15 : 44-49).
Ular dihukum ‘makan debu tanah’ (Kej 3 :14); dan peringatan akan hukuman disampaikan dengan
mengebaskan debu dari kaki (Mat 10 : 14-15; Kis
13 :51).
Mzm 103 :14
Ayat
ini menyadarkan saya akan satu hal. “Yaitu seberapa rapuhnya sesuatu yang dibentuk
dengan debu tanah”.
saya rasa
kita semua sudah tahu bahwa jika kita ingin membuat sesuatu dari debu, itu
butuh begitu besar usaha dan keahlian tertentu. Selain itu kita juga butuh
kesabaran dan kehati-hatian dalam membentuknya. Saya rasa itu juga termasuk hal
yang ingin Tuhan tunjukkan kepada kita melalui menciptakan kita dengan debu
tanah. Inilah beberapa hal yang sy dapat.
- Dia mengingatkan sy bahwa dia memiliki keahlian yang sangat besar karena mampu membuat Manusia yang sekarang melalui debu tanah(menciptakan sesuatu yang luar biasa melalui sesuatu yang ‘luar biasa’). Dengan kata lain, dia menciptakan sesuatu yang luar biasa hebat dari sesuatu yang ‘luar biasa’ tidak berguna/ tidak hebat sama sekali.
- Dia mengingatkan saya bahwa bagi-NYA, siapa saya sebelumnya tidak jadi masalah besar buat dia karena dia mampu membuat saya menjadi sesuatu yang sempurna sesuai kehendaknya ketika saya menyerahkan diri saya sepenuhnya untuk dibentuk.
- Ketika Dia membentuk saya, Dia akan setia menjaga saya dan membuat saya tidak terperosok ke dalam masalah yang dapat merusak saya. Karena jika kita membentuk sesuatu dari debu tanah, kita harus menjaganya dengan setia kalo tidak mau dia menjadi rusak.
- Orang- orang boleh menganggap remeh (memandang rendah) saya seperti menganggap debu tanah (yang harus dilenyapkan dan tidak diinginkan). Tetapi Dia memandang saya dan menganggap saya berguna seperti Dia menganggap debu tanah yang berguna untuk membentuk Manusia (yang bertugas untuk menjaga semua ciptaannya yang lain).
- Jika dia mampu mengubah debu tanah menjadi Manusia, Dia pasti mampu mengangkat saya dari yang bukan apa-apa ini menjadi sesuatu yang berpengaruh besar dalam dunia ini.
- Semua ciptaan Tuhan punya fungsinya masing-masing. Even yang menurut kita tidak berguna sekalipun. Maka dari itu, cara pandang kita terhadap orang lain juga harus seperti begitu. Tidak ada orang yang tidak berguna. Tidak ada orang yang tidak tahu apa-apa. Semua orang yang diciptakan-Nya dan ditempatkan-Nya di sekitar kita, adalah orang-orang yang memang kita butuhkan. Maka jangan pernah menganggap remeh mereka atau merasa ingin melenyapkan mereka atau ingin bersembunyi dari mereka. Melainkan, hadapi mereka. Tanggapi mereka dengan hormat dan kasih Tuhan. Karena mereka ada di sekitar kita melalui rencana Tuhan.
- Saya sadar bahwa saya bukanlah apa-apa ketika Tuhan tidak beserta saya. Sama seperti debu tanah adalah debu tanah ketika Tuhan tidak menyentuhnya dan membentuknya menjadi Manusia. Ia akan tetap menjadi debu tanah kalo bukan karena Tuhan yang mengubahnya.
- Tuhan itu hebat tapi tetap rendah hati. Dia setia dan adil tetapi penuh dengan kasih. Dia luar biasa.